Download Origin Dan Brown Pdf Indonesia
Penulis - Dan Brown
Judul - Origin
Setelah sekian lama mupeng baca buku Origin tapi nggak kuat beli bukunya yang mehong, akhirnya saya menemukan doi di rak buku Perpustakaan Salman. Yeay!
Dulu udah pernah baca karya Dan Brown yang Inferno. Dan suka banget! Makanya pas buku ini rilis Oktober 2017 kemaren saya nyoba nyari-nyari siapa yang udah punya. Buat dipinjem tentu saja karena dari awal udah nebak pasti harga bukunya di atas 100 ribu. Wkwkwk. Apalagi Dan Brown penulis ngetop kan, jadi saya berasumsi banyak yang punya. Ternyata saya menemui jalan buntu dan baru menemukan dia bertengger manis di rak buku akhir Agustus kemarin.
Saya baca versi terjemahan Bahasa Indonesianya. Dimensi buku ini agak lebih lebar dari buku-buku biasanya. Sampulnya bernuansa biru dengan gambar pusatnya tangga spiral. Awalnya saya mengira tangga spiral tersebut adalah cangkang kerang. Hahaha. Abis baca bukunya baru ngeh kalau itu ternyata tangga. Terus judul buku ini beserta nama Dan Brown di-emboss.
Yang sudah pernah baca buku Dan Brown sebelumnya pasti sudah mengenal tokoh Robert Langdon. Robert Langdon digambarkan sebagai seorang profesor ahli simbol asal Amerika. Jago lah pokoknya, punya ingatan eidetik pula. Di suatu waktu, mantan mahasiswanya yang bernama Edmond Kirsch -ahli bidang IT (programmer tingkat dewa lah), futuris, ateis mengundangnya bersama puluhan orang-orang penting untuk menghadiri presentasi mengenai penemuannya. Presentasi penemuannya tersebut dikabarkan akan menggoncang agama-agama di dunia. Orang beriman maupun tidak akan sangat terpengaruh oleh penemuannya tersebut. Penemuan tersebut akan menjawab dua pertanyaan penting bagi umat manusia, darimana asal kita? dan kemana kita akan pergi?. Namun, di malam presentasi pentingnya tersebut, secara mengejutkan Edmond terbunuh. Kerajaan Spanyol menjadi tertuduh utama. Dunia dipenuhi dengan diskusi-diskusi konspirasi. Sebuah email misterius terus memasok berita ke situs konspirasi global. Ambra Vidal, direktur museum yang membantu persiapan Edmond, merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung menyebabkan Edmond mati. Di sisi lain, Robert Langdon yang terpukul atas kematian Edmond merasa perlu untuk menyebarkan presentasi yang tertunda malam itu. Akhirnya Robert Langdon dan Ambra Vidal dengan dibantu Winston, program super duper pintar ciptaan Edmond, pergi untuk mencari password yang mengunci akses ke presentasi Edmond. Mereka menjelajah Barcelona untuk mencari sebaris puisi dari penyair favorit Edmond yang berjumlah 47 huruf.
Seperti yang dituliskan di halaman awal buku, semua karya seni, arsitektur, lokasi, sains, dan organisasi keagamaan yang ada di novel adalah nyata. Bayangkan dong riset yang dilakukan seserius apa? Jadi jangan heran ya buku setebal 500 halaman ini hanya menceritakan kejadian satu hari saja. Deskripsi semua benda sangat detail. Apalagi kan tokoh Robert Langdon ahli simbol yak, jadi penggambaran sesuatu secara detail menjadi salah satu fokus buku ini. Meskipun kadang agak bingung ya sama bentukan aslinya seperti apa, tapi kan ada Google to the rescue.
Buku ini sukses membuat saya jadi pengen mengunjungi tempat-tempat yang disebut deh, seperti Museum Guggenheim Bilbao, Casa Mila, dan Sagrada Familia.
Misterinya nggak bisa saya tebak. Dan in the end saya sangat kaget dengan ending-nya. Hoho. Makanya saya nggak ragu buat bilang buku ini bagus banget. Penasaran banget nggak sih sama jawaban dua pertanyaan fundamental darimana asal kita? dan kemana kita akan pergi? yang ditemukan Edmond? Saya sih iya banget.
Baca: [BACA BUKU] 1984
Ohya, terjemahan Bahasa Indonesianya enak kok. Saya baca terbitan Bentang Pustaka.
Mungkin abis ini saya bakal baca Homo Deus. Buku yang membahas masa depan manusia. Well done, Dan Brown! Origin menjadi trigger saya untuk baca Homo Deus (padahal buku lain masih menunggu wkwkwk).
Sekali lagi buku ini seru. Harus baca. Titik.
Posted by: altonaltonguinlee0270025.blogspot.com
Source: https://ilmaam.blogspot.com/2018/09/baca-buku-origin.html
Post a Comment for "Download Origin Dan Brown Pdf Indonesia"